Monday, 15 April 2013

Lingkar Pinggang dan Risiko Sindrom Metabolik


Coba ukur lingkar pinggang Anda dengan meletakkan pita ukur diatas tulang pinggul. Untuk wanita, sebaiknya lingkar pinggang Anda tidak lebih dari 80 cm, untuk laki-laki sebaiknya tidak lebih dari 90 cm. Jika lingkar pinggang Anda melebihi ukuran tersebut, waspadai kesehatan Anda.

Ukuran pinggang yang melebihi normal disebabkan adanya penumpukan lemak di sekitar pinggang. Penumpukan lemak itu sendiri pada dasarnya disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan berlemak dan jarang berolahraga. Selain itu, penumpukan lemak juga bisa disebabkan oleh metabolisme tubuh yang terganggu, sehingga menyisakan tumpukan lemak di pinggang.

Timbunan lemak disekitar pinggang amat berbahaya karena bisa memicu penyakit berbahaya seperti asam urat, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2 dan hipertensi. Penyakit-penyakit tersebut bisa memicu penumpukan plak sehingga menjadikan pembuluh darah menyempit. Penyempitan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung koroner.

Untuk mengurangi risiko berbagai penyakit seperti di atas, aturlah berat badan Anda dan hilangkan timbunan lemak di sekitar pinggang. Jagalah pola makan dengan mengurangi asupan karbohidrat (termasuk nasi, mi, dan jenis pasta), perbanyak mengonsumsi serat dari buah dan sayuran, olahraga teratur (setidaknya setengah jam per hari), tidur malam yang cukup, dan minum banyak air putih.

Banyak orang melakukan diet yang tidak tepat karena ingin cepat mendapatkan hasil, seperti sengaja melewatkan jadwal makan atau minum obat-obatan pelangsing. Hal ini salah dan justru akan menimbulkan penyakit. Menurunkan berat badan haruslah secara perlahan agar berat badan tidak turun dengan terlalu cepat.

Seperti yang dijabarkan oleh dr. Witri Rahmania, “Lambung kita secara alami memproduksi asam yang berfungsi melumatkan makanan yang masuk, untuk meringankan kerja usus dan agar makanan lebih mudah dicerna oleh tubuh. Kalau tidak ada makanan yang masuk untuk dicerna, asam lambung akan melukai lambung itu sendiri.”

Oleh Stephanie Firdaus
Sumber: www.meetdoctor.com
Direview oleh dr. Witri Rahmania (Brawijaya Clinic)

No comments:

Post a Comment